Jumat, 26 Februari 2010

cacat dan penyakit menurun

0 komentar

Cacat dan Penyakit Menurun yang Terpaut Seks

1.Hemofili : penyakit keturunan yang mengakibatkan darah sukar membeku saat luka.

  • Misalnya seorang wanita carrier kawin dengan pria hemofili.

H : normal

h : hemofili

P :

XHXh

(carrier)

><

XhY

(hemofili)

Gamet :

XH

Xh


Xh

Y

F :


XHXh (wanita carrier)

XHY(pria normal)

XhXh (letal dalam kandungan)

XhY(pria hemofili)


2.Butawarna

  • Misalnya seorang wanita carrier kawin dengan pria butawarna

C : normal

C : hemofili

P :

XCXc

(carrier)

><

XcY

(hemofili)

Gamet :

XC

Xc


Xc

Y

F :


XCXc (wanita carrier)

XCY(pria normal)

XcXc (wanita butawarna)

XcY(pria butawarna)


Cacat dan Penyakit Menurun yang Tidak Terpaut Seks

1.Albino : kelainan yang ditandai adanya abnormalitas pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta

penglihatan yang sangat peka terhadap cahaya, sehinnga rambut dan kulit berwarna putih.

  • Perhatikan persilangan berikut :

P1 :

AA

(normal)

><

aa

(albino)

Gamet :

A


a

F1 :


Aa

(normal)


P2 :

Aa

(normal)

><

Aa

(normal)

Gamet :

A,a


A,a

F2 :


AA (normal)

Aa (normal)

Aa (normal)

aa (albino)


Jadi perkawinan antara pria normal heterozigot dan wanita normal heterozigot mennghasilkan keturunan dengan rasio fenotipe normal:albino = 3 : 1

2. Gangguan mental :

*Debil : IQ 50-60

*Ambisil : IQ 25-49

*Idiot : IQ bawah 25

Salah satu ciri penderita gangguan mental jika urinenya diberikan larutan ferioksida 5% akan menghasilkan warna hijau kebiruan yang berarti terdapat senyawa derivat fenilketouria (FKU).

  • Perhatikan persilangan berikut :

P :

Phph

(normal)

><

Phph

(normal)

Gamet :

Ph,ph


Ph,ph

F :


1 PhPh (normal = 25%)

2 Phph(normal=50%)

1 phph (fenilketouria=25%)



Jadi rasio fenotipenya adalah normal : fenilketouria = 3 : 1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hukum Mendel I dan II

0 komentar

Hukum Mendel I

Hukum Mendel I atau hukum segregasi bebas menyatakan bahwa selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah, sehingga gen-gen satu alel akam memisah secara bebas dan alel-alel tersebut akan berpasangan kembali secara acak pada saat penyatuan gamet di proses fertilisasi.

Percobaan I Mendel :

Disilangkan kacang ercis berbatang tinggi galur murni dan berbatang pendek galur murni. Batang tinggi dikendalikan oleh gen T , batang pendek ditentulan oleh gen alelnya yaitu gen t. Hasilnya terlihat pada diagram berikut :

P1:

TT

><

tt


(tinggi)


(pendek)

Gamet :

T


t

F1 :


Tt

(tinggi)


P2 :

Tt

(tinggi)

><

Tt

(tinggi)

Gamet :

T


T


t


t

F2 :

Gamet Jantan/ Betina

T

t

T

Tt (tinggi)

Tt (tinggi)

t

Tt (tinggi)

Tt (tinggi)

Rasio Genotipe : 1 TT : 2 TT : 1 tt

Rasio Fenotipe : tinggi : pendek = 3 : 1

Hukum Mendel II

Hukum Mendel II atau hokum asortasi bebas menyatakan bahwa pada saat pembentukan sel-sel gamet, gen-geb yang tidak satu alel akan mengelompok secara bebas setelah memisah dari gen yang satu alel. Gen untuk satu sifat tidak akan berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang tidak satu alel karena gen-gen yang bukan alelnya mempunyai karakter yang berbeda.

Percobaan II Mendel :

Disilangkan galur murni kacang ercis berbiji bulat kuning dengan galur murni kacang ercis berbiji kisut hijau. Bulat (B) dominan terhadap kisut (b), kuning (K) dominan terhadap hijau (k). Hasilnya terlihat pada diagram berikut :

P1 :

BBKK

(bulat kuning)

><

bbkk

(kisut hijau)

Gamet :

BK


bk

F1 :


BbKk

(bulat kuning)


P2 :

BbKk

(bulat kuning)

><

BbKk

(bulat kuning)

Gamet :

BK

Bk

bK

bk


BK

Bk

bK

bk

F2 :

Gamet Jantan/ Betina

BK

Bk

bK

bk

BK

BBKK

(bulat kuning)

BBKk

(bulat kuning)

BbKK

(bulat kuning)

BbKk

(bulat kuning)

Bk

BBKk

(bulat kuning)

BBkk

(bulat hijau)

BbKk

(bulat kuning)

Bbkk

(bulat hijau)

bK

BbKK

(bulat kuning)

BbKk

(bulat kuning)

bbKK

(kisut kuning)

bbKk

(kisut kuning)

bk

BbKk

(bulat kuning)

Bbkk

(bulat hijau)

bbKk

(kisut kuning)

bbkk

(kisut hijau)

Rasio genotipe : 1 BBKK : 1 BBkk : 2 BBKk : 2 BbKK : 2 Bbkk : 4 BbKk : 2 bbKk : 1 bbKK : 1 bbkk

Rasio fenotipe : Bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1

Tabel Hubungan Antara Banyaknya Sifat Beda dengan Jumlah Gamet dan Fenotipe

Jumlah

Sifat

Beda

Jumlah

Macam

Gamet

Jumlah

Kombinasi

Pada F2

Jumlah

Fenotipe

pada F2

Jumlah

Kombinasi

Baru yang

Homozigot

Pemisahan

Fenotipe

1

21=2

(22)1 =4

21=2

21-2=0

3 : 1

2

22=4

(22)2 =16

22=4

22-2=2

9:3:3:1

3

23=8

(22)3 =64

23=8

23-2=6

27 : 9 : 9 : 9: 3 : 3 : 3 : 1

4

24=16

(22)4 =256

24=16

24-2=14

81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3: : 3 : 1

n

2n

(22)n

2n

2n -2

3n: 3n-1…...


Pemisahan fenotipe pada F2 di atas mengikuti aturan segitiga Pascal berikut :
  • monohibrid = 1.31 : 1.30 = 3: 1
  • dihibrid = 1.32 : 2.31 : 1.30 = 9 : 3 : 3 : 1
  • trihibrid = : 1.33 : 3.32 : 3.31 : 1.30 = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 1
  • tetrahibrid = 1.34 : 4.33 : 6.32 : 4.31: 1.30 = 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3: : 3 : 1
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
 
Copyright © JePe's LiFe